Minggu, 20 Oktober 2013

JURNAL PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT DI WILAYAH DKI JAKARTA



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana jenis penggunaan kartu kredit
dapat memprediksi pengelompokkan konsumen ke dalam kelompok pengguna dan
kelompok bukan pengguna kartu kredit selain itu faktor-faktor apa saja yang menjadi
motivasi konsumen untuk menggunakan dan tidak menggunakan kartu kredit. Metode
penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer, data primer ini
diperoleh dengan melalui penyebaran kuesioner dan alat analisis yang digunakan
adalah analisis faktor dengan metode KMO dan Bertlett’s Test dan Anti-Image
Correlation. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada tiga
kelompok pemakai kartu kredit yaitu kelompok pemakai jarang, kelompok pemakai
sedang dan kelompok pemakai sering dan kesimpulan berikutnya ada dua faktor yang
mempengaruhi pengguna kartu kredit yaitu faktor keunggulan dan faktor kemudahan
dan hanya satu faktor yang mempengaruhi bukan pengguna kartu kredit yaitu faktor
tidak butuh.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di jaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan berbagai
sarana pembayaran, mulai dari cara yang paling tradisional, sampai dengan cara yang
paling modern sekalipun. Sejalan dengan perkembangan jaman ditemukan cara yang
paling efisien dan efektif untuk melakukan transaksi pembayaran yaitu dengan
menggunakan kartu plastik atau lebih dikenal dengan kartu kredit yang mampu
menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Kartu kredit ini dapat pula
digunakan untuk berbagai keperluan yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai.
Penggunaan kartu kredit dirasakan lebih aman dan praktis untuk segala keperluan,
seperti untuk keperluan uang tunai dalam bepergian, bahkan dewasa ini kartu kredit
sudah dapat digunakan untuk segala bentuk pembayaran secara internasional.
Pelopor pengembangan kartu kredit di Indonesia dilakukan oleh Citibank dan
Bank Duta. Dewasa ini jenis kartu kredit yang beredar adalah Master CardVisa Card,
Visa BCA, Dinner Club, Amex Card dan kartu-kartu kredit lainnya. Khusus untuk
Dinner Club merupakan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank, akan tetapi
oleh lembaga pembiayaan seperti PT. Dinner Jaya Indonesia.

Perumusan Masalah
Kehidupan di kota-kota besar yang penuh kesibukan membuat orang cenderung
menginginkan yang serba cepat, mudah dan praktis termasuk untuk kegiatan yang
bersifat konsumtif. Fenomena ini oleh pihak bank selaku penerbit kartu kredit dijadikan
acuan untuk menawarkan kepraktisan dan keamanan dalam berbelanja. Adanya kartu
kredit ini bagi sebagian orang benar-benar mendukung gaya hidup yang dianutnya,
sehingga mereka memanfaatkan pada hampir semua transaksi pembelian barang atau
jasa. Sebagian lainnya walaupun memakai kartu kredit, hanya memanfaatkan sekali-kali
saja, namun masih ada pula orang yang tetap menganut gaya hidup tradisional yang
lebih senang membayar tunai untuk segala sesuatu yang dibelinya.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana jenis penggunaan kartu kredit
dapat memprediksi cluster konsumen ke dalam kelompok pengguna kartu kredit dan
kelompok bukan pengguna kartu kredit dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang menjadi motivasi responden untuk menggunakan kartu kredit dan tidak
menggunakan kartu kredit.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa dianggap sebagai pembuktian empiris model
alternatif untuk memprediksi cluster konsumen ke dalam kelompok pemakai kartu
kredit dan bukan pemakai kartu kredit dalam kaitannya dengan gaya hidup seseorang
terhadap kartu kredit, hasil penelitian ini dapat diharapkan akan memberikan jawaban
tentang pemanfaatan kartu kredit dari masing-masing kelompok pemakai kartu kredit
dan hasil studi tentang kartu kredit ini diharapkan akan memberikan jawaban terhadap
kebutuhan akan studi tentang kartu kredit yang semakin dirasakan kepentingannya
dalam era globalisasi.


METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode kajian lapangan (field studies) yaitu suatu
kajian ilmiah Non Eksperimental yang secara sistematis mempelajari hubungan atau
korelasi dan menguji hipotesis, serta dilakukan dalam situasi kehidupan nyata
(Kerlinger, 1986). Selain itu peneliti menggunakan data gabungan yaitu : data primer
dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen dan data sekunder yang didapat dari
beberapa buku, penelitian sebelumnya, dan dari internet.
Perilaku pemegang kartu kredit dan bukan pemegang kartu kredit adalah skor
yang diperoleh dari penelitian melalui kuesioner tentang perilaku konsumen dengan
dimensi motivasi yang mendorong konsumen menggunakan kartu kreditnya di wilayah
DKI Jakarta. Untuk pengguna kartu kredit dilihat dari indikator yaitu : praktis dan
aman, cadangan uang, fasilitas dan kemudahan, diskon khusus, beli sekarang dan
membayar kemudian dan reward. Untuk bukan pengguna kartu kredit dapat dilihat dari
indikator yaitu : belum perlu akan kartu kredit, belum tertarik akan kartu kredit dan
tidak menyukai segala bentuk kredit.
Dalam melakukan penelitian ini sampel yang diambil dari populasi menggunakan
judgment sampling, yaitu suatu prosedur dimana peneliti menggunakan segala upaya
dalam memilih sampel yang dirasa cocok dalam penelitiannya.
Prosedur dan tehnik pengambilan digunakan judgment sampling sebanyak 100
responden yang mempunyai dan tidak mempunyai kartu kredit di 3 wilayah DKI
Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan survey langsung terhadap responden
melalui pemberian kuesioner. Bentuk jawaban atau tanggapan biasa digunakan dalam
kuesioner adalah bentuk format likert yang didesain agar memungkinkan konsumen
untuk menjawab pertanyaan dengan variasi derajat tertentu. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari jawaban negatif
(dengan angka rendah) sampai dengan jawaban positif (angka besar) yang ditunjuk
dengan skor / nilai tertentu.
Setelah data yang dibutuhkan telah didapat, maka melakukan pengolahan data.
Dalam penelitian ini ada 3 (tiga) cara yang dipakai untuk menganalisis data yaitu :
pertama, uji reliabilitas; untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnya
menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompk individu, walaupun dilakukan
pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini teknik realibilitas yang digunakan
adalah Alpha Cronnbach dengan rumus yang telah disederhanakan sebagai berikut :
α = k r
1 + ( k – 1 ) r
Keterangan :
k = jumlah butir
r = korelasi rata-rata antar butir
Kedua, uji validitas ; untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar
mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas berguna untuk menentukan seberapa
cermat suatu alat melakukan fungsi ukurannya. Dalam penelitian ini uji validitas
dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor
untuk masing-masing variabel. Angka korelasi yang diperoleh secara statistic harus
dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r (product moment). Bila r hitung
> r tabel berarti data tersebut valid dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis
penelitian. Dan sebaliknya bila r hitung < r tabel berarti data tersebut tidak valid dan
tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Ketiga, uji analisis
faktor ; untuk menentukan faktor-faktor yang memotivasi pemegang kartu kredit
menggunakan kartu kreditnya dan bukan pemegang kartu kredit perlu dilakukan analisis
faktor terhadap variabel-variabelnya. Dalam hal ini analisis faktor juga relevan sebagai
validitas konstruk yang menguji validitas skala secara keseluruhan (Anastasi, 1990).
Analisis faktor merupakan tehnik statistik yang dipakai untuk mengurangi jumlah
variabel yang banyak menjadi seperangkat variabel yang lebih sedikit atau untuk
memahami pola antar hubungan di antara variabel-variabel yang diamati (Tabachnick &
Fidell, 1983).
Secara umum model analisis faktor dapat dirumuskan sebagai berikut :
Xi = Ai1 F1 + Ai2 F2 + …….. + Aik Fk + Ui
Dimana :
F = Common Faktor merupakan faktor yang dimiliki secara bersama oleh
beberapa variabel.
U = Unique Faktor merupakan faktor yang dimiliki oleh suatu variabel yang tidak
dapat dijelaskan oleh Common Faktor.
A = Konstanta yang dipakai untuk menggabungkan faktor-faktor K.
Faktor-faktor diduga dari variabel-variabel yang dapat diamati dan dapat diestimasi
gabungan linier dari variabel-variabel yang dapat dijelaskan pada rumus berikut :
Fj = Wji Xi = Wji X1 + Wji X2 + ……. + Wjp Xp
Dimana : Wj merupakan koefisien skor-skor faktor yang diketahui dan p merupakan
jumlah variabel.
Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah
variabel-variabel yang saling independent satu dengan yang lain, sehingga dapat dibuat
satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Pada
dasarnya tujuan analisis faktor adalah Data Summarization yaitu mengidentifikasi
adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi antar variabel. Besar
korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation. Pengujian seluruh
matrik korelasi (korelasi antar variabel) diukur dengan besaran Bartlett Test Of
Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh melalui penelitian dari 100 sampel adalah terdapat 50 orang
pemakai dan 50 orang bukan pemakai kartu kredit dengan berbagai latar belakang yang
berbeda. Untuk pemakai kartu kredit dapat diketahui cluster atau kelompok pemakai
kartu kredit yang terdiri dari kelompok pemakai jarang (1-3 kali), kelompok pemakai
sedang (4-6 kali) dan kelompok pemakai sering (> 6 kali) yang dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1 Cluster Pemakai Kartu Kredit

Pemakai
Jarang
(1-3 kali)
Pemakai
Sedang
(4-6 kali)
Pemakai
Sering
(> 6 kali

%
%
%
Usia



25-32 tahun
33-40 tahun
41-48 tahun
49-56 tahun
>56 tahun

28
24
6
0
2
10
6
4
6
2
6
4
2
0
0
Pendidikan



SD/SMP
SMA
Diploma
S1
S2/S3
0
6
38
36
10
0
2
6
18
2
2
2
6
2
0
Pengeluaran
RT



Rp 2 jt ≤ x ≤
Rp 3jt
Rp 3 jt ≤ x ≤
Rp 4,5 jt
Rp 4,5 jt ≤ x
≤ Rp 6 jt
Rp 6 jt ≤ x
≤Rp 8 jt
Rp 8 jt ≤ x ≤
Rp 10 jt
> Rp 10 jt
38

14

4

2

2

0
6

8

10

2

2

0
2

8

0

0

0

2
Jabatan



Direksi/GM
Manajer
Staff/SPV
Lainnya

2
0
48
10
2
8
18
0
2
0
8
2
Sumber : Data yang diolah

Pada tabel 1 dapat diketahui distribusi subyek berdasarkan usia, tingkat
pendidikan, jumlah pengeluaran rumah tangga, dan jabatan. Dari tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk kelompok usia 25-32 tahun menghasilkan presentase yang
paling banyak dari masing-masing kelompok pemakai kartu kredit, yaitu pemakai sering
sebanyak 6%, pemakai sedang 10% dan pemakai jarang 28%.
Kelompok pemakai berdasarkan pendidikan yang paling dominan adalah
pendidikan sarjana (S1) untuk pemakai jarang sebanyak 36% dan pemakai sedang
sebanyak 18% sedangkan pendidikan diploma yang paling dominan untuk pemakai
sering sebanyak 6%.
Kelompok yang dominan dalam pengeluaran rumah tangga adalah pemakai jarang
sebanyak 38% dengan pengeluaran rumah tangga Rp 2.000.001–Rp 3.000.000. Pemakai
sedang sebanyak 10% dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 4.500.001–Rp
6.000.000 dan untuk kelompok pemakai sering sebanyak 8% dengan pengeluaran rumah
tangga Rp 3.000.001–Rp 4.500.000.
Jabatan Staff/SPV memiliki presentase yang paling banyak untuk semua
kelompok pemakai kartu kredit dibandingkan jabatan lainnya. Untuk pemakai jarang
sebanyak 48%, pemakai sedang sebanyak 18% dan pemakai sering 8%.
Sedangkan untuk faktor-faktor yang memotivasi pengguna kartu kredit untuk
menggunakan kartu kreditnya terdiri dari 2 faktor yaitu : faktor keunggulan yang
berisikan variabel praktis, diskon khusus dan reward. Serta faktor kemudahan yang
berisikan variabel cadangan uang, fasilitas dan kemudahan, beli sekarang dan
membayar kemudian. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat sebuah model alternatif untuk
memprediksi pengelompokkan konsumen dalam kaitannya dengan perilaku pemegang
kartu kredit dalam menggunakan kartu kreditnya yaitu sebagai berikut :
Gambar 1 Model Prediksi Pengguna
Kartu Kredit
1. Praktis
2. Diskon Khusus
3. Reward Keunggulan
Faktor-faktor yang
memotivasi pemegang
kartu kredit menggunakan
kartu kreditnya
Kemudahan
1. Cadangan Uang
2. Fasilitas dan
kemudahan
3. Beli sekarang
bayar kemudian

Faktor-faktor yang memotivasi bukan pengguna kartu kredit untuk tidak
menggunakan kartu kredit terdiri dari 1 faktor yaitu faktor tidak butuh yang berisi
variabel belum perlu akan kartu kredit, belum tertarik akan kartu kredit dan tidak suka
akan bentuk kredit. Untuk lebih jelasnya dapat dibuat sebuah model alternatif untuk
memprediksi pengelompokkan konsumen dalam kaitannya dengan perilaku bukan
pemegang kartu kredit dalam kehidupannya yaitu sebagai berikut :
Gambar 2 Model Prediksi Bukan Pengguna Kartu Kredit


KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat tiga kelompok pemakai kartu kredit antara lain kelompok pemakai jarang (1-3
kali), kelompok pemakai sedang (4-6 kali) dan kelompok pemakai sering (lebih dari 6
kali). Dari masing-masing kelompok pemakai kartu kredit, dapat diketahui bahwa
semakin tinggi pendidikan, jabatan dan pengeluaran rumah tangga seseorang maka
semakin tinggi frekuensi pemakaian kartu kreditnya.
Selain itu dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi atau memotivasi perilaku
pemegang kartu kredit untuk menggunakan kartu kreditnya. Faktor-faktor tersebut yaitu
faktor keunggulan dan faktor kemudahan. Serta dapat dilihat juga faktor-faktor yang
mempengaruhi atau memotivasi perilaku konsumen dalam tidak menggunakan atau
tidak memiliki kartu kredit. Untuk bukan pengguna kartu kredit hanya ada satu faktor
yaitu faktor tidak butuh.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah terbentuk bisa dikatakan
dengan gaya hidup masing-masing kelompok. Ada yang menggunakan kartu kredit
untuk mempermudah hidupnya dan sesuai dengan gaya hidupnya dan ada pula yang
tidak menggunakan kartu kredit itu sesuai dengan gaya hidupnya. Karena gaya hidup
individu itu berbeda dengan individu yang lainnya.
Adapun saran yang diberikan yaitu untuk pihak bank penerbit kartu kredit agar
lebih peka terhadap karakteristik individu dari nasabahnya dan lebih meningkatkan
pelayanannya dalam melayani tingkat kepentingan nasabah. Untuk penelitian
berikutnya jumlah sampel lebih diperbanyak lagi karena jumlah pemakai kartu kredit
Faktor-faktor yang
memotivasi konsumen
untuk tidak mempunyai
kartu kredit
Tidak Butuh
1. Belum perlu akan kartu kredit
2. Belum tertarik akan kartu kredit
3. Tidak suka akan kartu kredit

akan terus meningkat dan untuk meneliti masalah tentang jumlah tagihan kartu kredit
yang melebihi batas maximum yang diberikan oleh bank serta bagaimana cara
menanggulanginya dan sanksi hukum apa yang akan diberikan. Serta meneliti tentang
kejahatan-kejahatan yang timbul akibat adanya kartu kredit dan bagaimana cara
mengatasinya.