Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen :
-Budaya Sosial
-Kelompok Acuan
-Keluarga
-Peran dan Status
-Pribadi
-Umur dan Tahap
-daur hidup
-Pekerjaan
-Situasi ekonomi
-Gaya hidup
-Kepribadian dan
-konsep diri
-Psikologis
-Motivasi
-Persepsi
-Pengetahuan
-Keyakinan dan
-Sikap
-Budaya Pembeli
-Subbudaya
-Kelas Sosial
Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.
Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan
dan perilaku
yang paling mendasar untuk mendapatkan
nilai, persepsi,
preferensi dan perilaku dari
lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh
paling luas dan
dalam pada tingkah laku konsumen.
Pemasar harus mengetahui
peran yang dimainkan oleh:
1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai
dasar, persepsi,
keinginan dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang
anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya.
Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144)
termasuk dalam
budaya ini adalah pergeseran budaya
serta nilai nilai dalam
keluarga.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang
dengan sistem
nilai terpisah berdasarkan pengalaman
dan situasi kehidupan
yang umum.
Sub budaya termasuk nasionalitas, agama,
kelompok
ras, dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat
yang relatif
permanen dan teratur dengan para
anggotanya menganut nilainilai,
minat dan tingkah laku yang serupa.
b.
Faktor sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian
masyarakat yang relatif
homogen dan permanen yang tersusun
secara hierarkis dan yang
anggotanya menganut nilai-nilai, minat,
dan perilaku yang serupa.
Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti
pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, kekayaan dan
variabel lain. Dalam
beberapa sistem sosial, anggota dari
kelas yang berbeda
memelihara peran tertentu dan tidak
dapat mengubah posisi sosial
mereka.
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor
sosial, yaitu:
1) Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih
yang berinteraksi
untuk mencapai sasaran individu atau
bersama. Beberapa
merupakan kelompok primer yang mempunyai
interaksi reguler
tapi informal-seperti keluarga, teman,
tetangga dan rekan
sekerja. Beberapa merupakan kelompok
sekunder, yang
mempunyai interaksi lebih formal dan
kurang reguler. Ini
mencakup organisasi seperti kelompok
keagamaan, asosiasi
profesional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang
paling penting dalam masyarakat dan
telah diteliti secara
mendalam, pemasar tertarik dalam peran
dan pengaruh suami,
istri dan anak-anak pada pembelian
berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang
diharapkan dilakukan
seseorang menurut orang-orang yang ada
disekitarnya. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang
seringkali memilih produk
yang menunjukkan statusnya dalam
masyarakat.
c.
Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai
karakteristik psikologis
seseorang yang berbeda dengan orang lain
yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap
lingkungan.
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik
pribadi, yaitu:
1) Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang
mereka beli
selama masa hidupnya. Selera akan
makanan, pakaian, perabot
dan rekreasi sering kali berhubungan
dengan umur. Membeli
juga dibentuk oleh tahap daur hidup
keluarga, tahap-tahap yang
mungkin dilalui oleh keluarga sesuai
dengan kedewasaannya.
Pemasar seringkali menentukan sasaran
pasar dalam bentuk
tahap daur hidup dan mengembangkan
produk yang sesuai
serta rencana pemasaran untuk setiap
tahap.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang
dan jasa
yang dibelinya. Pemasar berusaha
mengenali kelompok
pekerjaan yang mempunyai minat di atas
rata-rata akan produk
dan jasa mereka. Sebuah perusahaan
bahkan dapat melakukan
spesialisasi dalam memasarkan produk
menurut kelompok
pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan
mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar produk yang peka
terhadap pendapatan
mengamati kecenderungan dalam pendapatan
pribadi,
tabungan dan tingkat minat. Bila
indikator ekonomi
menunjukkan resesi, pemasar dapat
mengambil langkahlangkah
untuk merancang ulang, memposisikan
kembali dan
mengubah harga produknya.
4) Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan
dalam
aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja,
olahraga, kegiatan sosial),
minat (makanan, mode, keluarga,
rekreasi) dan opini yang lebih
dari sekedar kelas sosial dan
kepribadian seseorang, gaya
hidup menampilkan pola bereaksi dan
berinteraksi seseorang
secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas
mempengaruhi tingkah
laku membelinya. Kepribadian mengacu
pada karakteristik
psikologi unik yang menyebabkan respons
yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan
dirinya sendiri.
Kepribadian biasanya diuraikan dalam
arti sifat-sifat seperti rasa
percaya diri, dominasi, kemudahan
bergaul, otonomi,
mempertahankan diri, kemampuan
menyesuaikan diri, dan
keagresifan. Kepribadian dapat
bermanfaat untuk menganalisis
tingkah laku konsumen untuk pemilihan
produk atau merek
tertentu.
d.
Faktor psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari
pengaruh lingkungan
dimana ia tinggal dan hidup pada waktu
sekarang tanpa
mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau
antisipasinya pada
waktu yang akan datang
Pilihan barang yang dibeli seseorang
lebih lanjut dipengaruhi
oleh faktor psikologi yang penting:
1) Motivasi
Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan
seseorang
mencari cara untuk memuaskan kebutuhan.
Dalam urutan kepentingan, jenjang
kebutuhannya adalah
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
pengaktualisasian diri.
Mula-mula seseorang mencoba untuk
memuaskan kebutuhan
yang paling penting. Kalau sudah
terpuaskan, kebutuhan itu
tidak lagi menjadi motivator dan
kemudian orang tersebut akan
mencoba memuaskan kebutuhan paling
penting berikutnya.
Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan
fisiologis) tidak akan
tertarik dengan apa yang terjadi dalam
dunia seni (kebutuhan
mengaktualisasikan diri), tidak juga
pada bagaimana orang lain
memandang dirinya atau penghargaan orang
lain (kebutuhan
sosial atau penghargaan), bahkan tidak
tertarik juga pada
apakah mereka menghirup udara bersih
(kebutuhan rasa
aman).
Menurut Engel (2000:285): “Kebutuhan
yang diaktifkan
akhirnya menjadi diekspresikan dalam
perilaku dan pembelian
dan konsumsi dalam bentuk dua jenis
manfaat yaitu : 1)
manfaat utilitarian dan 2) Manfaat
hedonik/pengalaman”.
Dalam motif pembelian produk menurut
Engel (2000:285)
adalah dengan mempertimbangkan dua
manfaat yaitu:
“Manfaat utilitarian merupakan atribut
produk fungsional
yang obyektif. Manfaat hedonik,
sebaliknya mencakup respon
emosional, kesenangan panca indera,
mimpi dan pertimbanganpertimbangan
estetis”.
Hirarki
Kebutuhan Menurut Maslow
Kebutuhan
Mengaktualisasikan diri (pengembangan diri
dan realisasi)
Kebutuhan akan penghargaan diri,
pengakuan, status
Kebutuhan Sosial (rasa memiliki, cinta)
Kebutuhan akan rasa aman (kepastian,
perlindungan)
Kebutuhan Fisiologis (Lapar,haus)
Sumber : (Kotler, 2001:197)
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui
orang dalam memilih,
mengorganisasikan dan mengintepretasikan
informasi guna
membentuk gambaran yang berarti mengenai
dunia.
Seseorang yang termotivasi siap untuk
bertindak.
Bagaimana orang tersebut bertindak
dipengaruhi oleh
persepsinya mengenai situasi. Orang
dapat membentuk
persepsi berbeda dari rangsangan yang
sama karena 3 macam
proses penerimaan indera, yaitu:
a) Perhatian selektif
Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring
sebagian besar informasi yang mereka
hadapi, berarti
bahwa pemasar harus bekerja cukup keras
untuk menarik
perhatian konsumen.
b) Distorsi selektif
Menguraikan kecenderungan orang untuk
mengintepretasikan
informasi dengan cara yang akan
mendukung
apa yang telah mereka yakini.
c) Ingatan selektif
Orang cenderung lupa akan sebagian besar
hal yang
mereka pelajari. Mereka cenderung akan
mempertahankan
atau mengingat informasi yang mendukung
sikap dan
keyakinan mereka. Karena adanya ingatan
selektif.
3) Pengetahuan
Pembelajaran menggambarkan perubahan
dalam tingkah
laku individual yang muncul dari
pengalaman. Pentingnya
praktik dari teori pengetahuan bagi
pemasar adalah mereka
dapat membentuk permintaan akan suatu
produk dengan
menghubungkannya dengan dorongan yang
kuat,
menggunakan petunjuk yang membangkitkan
motivasi, dan
memberikan peranan positif.
Menurut Kotler (2000:157) menyatakan:
Pembelajaran menggambarkan perubahan
dalam tingkah
laku individual yang muncul dari
pengalaman. Ahli teori
pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan
tingkah
laku manusia dipelajari. Pembelajaran
berlangsung
melalui saling pengaruh dorongan,
rangsangan, petunjuk
respon dan pembenaran.
4) Keyakinan dan sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang
mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada
waktunya
mempengaruhi tingkah laku membeli.
Keyakinan adalah
pemikiran deskriptif yang dimiliki
seseorang mengenai sesuatu.
Keyakinan didasarkan pada pengetahuan
yang sebenarnya,
pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan
emosi
atau mungkin tidak.
Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa
orang yang
merumuskan mengenai produk dan jasa
spesifik, karena
keyakinan ini menyusun citra produk dan
merek yang
mempengaruhi tingkah laku membeli yang
mempengaruhi
tingkah laku membeli. Bila ada sebagian
keyakinan yang salah
dan menghalangi pembelian, pemasar pasti
ingin meluncurkan
usaha untuk mengkoreksinya.
Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan
kecenderungan dari seseorang terhadap
suatu obyek atau ide
yang relatif konsisten. Sikap
menempatkan orang dalam suatu
kerangka pemikiran mengenai menyukai
atau tidak menyukai
sesuatu mengenai mendekati atau
menjauhinya.
Menurut Kotler (2000:157) :
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif
yang dimiliki
seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan
ini mungkin
didasarkan pada pengetahuan sebenarnya,
pendapat
atau kepercayaan dan mungkin menaikkan
emosi dan
mungkin tidak.
6. Peran konsumen dalam membeli
Menurut Engel et. Al (2000:31) Keputusan
pembelian adalah
proses merumuskan berbagai alternatif
tindakan guna menjatuhkan
pilihan pada salah satu alternatif
tertentu untuk melakukan pembelian.
Pemasar perlu mengetahui siapa yang
terlibat dalam keputusan
membeli dan peran apa yang dimainkan
oleh setiap orang untuk
banyak produk, cukup mudah untuk
mengenali siapa yang mengambil
keputusan.
Menurut Engel et. Al (2000:33) beberapa
peran dalam
keputusan membeli:
a. Pemrakarsa orang yang pertama
menyarankan atau
mencetuskan gagasan membeli produk atau
jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh: orang yang
pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan membeli.
c. Pengambil keputusan : orang yang
akhirnya membuat
keputusan membeli atau sebagian dari
itu, apakah akan
membeli, apa yang dibeli, bagaimana
membelinya atau di
mana membeli.
d. Pembeli : orang yang benar-benar
melakukan pembelian
e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi
atau menggunakan
produk atau jasa.
Mengetahui peserta utama proses
pembelian dan peran yang
mereka mainkan membantu pemasar untuk
menyesuaikan program
pemasaran.
7. Jenis-jenis tingkah laku keputusan
pembelian
Semakin kompleks keputusan yang harus
diambil biasanya
semakin banyak pertimbangannya untuk
membeli. Menurut (Kotler,
2000:160): adapun jenis-jenis tingkah
laku membeli konsumen
berdasarkan pada derajat keterlibatan
dan tingkat perbedaan antara
merek, yaitu:
a. tingkah laku membeli yang komplek
b. tingkah laku membeli yang mengurangi
ketidakcocokan.
c. tingkah laku membeli yang mencari
variasi
d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.
Penjelasan jenis-jenis tingkah laku
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tingkah laku membeli yang kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam
situasi yang
bercirikan keterlibatan tinggi konsumen
dalam pembelian dan
perbedaan besar yang dirasakan diantara
merek.
Pembeli ini akan melewati proses
pembelajaran, pertama
mengembangkan keyakinan mengenai produk,
kemudian sikap,
dan selanjutnya membuat pilihan membeli
yang dipikirkan masakmasak.
Pemasar dari produk yang banyak
melibatkan peserta
harus memahami tingkah laku pengumpulan
informasi dan evaluasi
dari konsumen yang amat terlibat. Mereka
perlu membantu pembeli
belajar mengenai atribut kelas produk
dan kepentingan relatif
masing-masing, dan mengenai apa yang
ditawarkan merk tertentu,
mungkin dengan menguraikan panjang lebar
keunggulan mereka
lewat media cetak.
b. Tingkah laku membeli yang mengurangi
ketidakcocokan
Tingkah laku membeli konsumen dalam
situasi yang
bercirikan keterlibatan konsumen yang
tinggi tetapi sedikit
perbedaan yang dirasakan diantara merek.
Tingkah laku membeli
yang mengurangi ketidakcocokan terjadi
ketika konsumen amat
terlibat dalam pembelian barang yang
mahal, jarang dibeli dan
beresiko tetapi melihat sedikit
perbedaan diantara merek.
c. Tingkah laku membeli yang merupakan
kebiasaan
Tingkah laku membeli yang menjadi
kebiasaan terjadi di
bawah kondisi keterlibatan konsumen yang
rendah dan perbedaan
merek yang dirasakan besar.
Konsumen tampaknya mempunyai
keterlibatan yang rendah
dengan kebanyakan produk yang mempunyai
harga murah dan
sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen
tidak diteruskan lewat
urutan keyakinan – sikap – tingkah laku
yang biasa. Konsumen
tidak mencari informasi secara ekstensif
mengenai merek mana
yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka
secara pasif menerima
informasi ketika menonton televisi atau
membaca majalah.
Pengulangan iklan menciptakan pengenalan
akan merek bukan
keyakinan pada merek. Konsumen tidak
membentuk sikap yang
kuat terhadap suatu merek; mereka memilih
merek karena sudah
dikenal. Karena keterlibatan mereka
dengan produk tidak tinggi,
konsumen mungkin tidak mengevaluasi
pilihan bahkan setelah
membeli. Jadi, proses membeli melibatkan
keyakinan merek yang
terbentuk oleh pembelajaran pasif,
diikuti dengan tingkah laku
membeli, yang mungkin diikuti atau tidak
dengan evaluasi.
Karena pembeli tidak memberikan komitmen
yang kuat pada
suatu merek, pemasar produk yang kurang
terlibat pada beberapa
perbedaan merek seringkali menggunakan
harga dan promosi
penjualan untuk merangsang konsumen agar
mau mencoba
produk.
d. Tingkah laku membeli yang mencari
variasi
Konsumen menjalani tingkah laku membeli
yang mencari
variasi dalam situasi yang ditandai oleh
keterlibatan konsumen
rendah, tetapi perbedaan merk dianggap
berarti.
Dalam kategori produk seperti ini,
strategi pemasaran
mungkin berbeda untuk merk yang menjadi
pemimpin pasar dan
untuk merk yang kurang ternama.
Perusahaan akan mendorong
pencarian variasi dengan menawarkan harga
rendah, penawaran
khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan
yang menunjukkan alasan
untuk mencoba sesuatu yang baru.
8. Proses Keputusan Membeli
Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap
yang dilewati
pembeli untuk mencapai keputusan membeli
melewati lima tahap,
yaitu:
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan Membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.
Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
a. Pengenalan masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan
masalah dimana
pembeli mengenali adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan nyata
dan keadaan yang
diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait
mungkin mencari
lebih banyak informasi tetapi mungkin
juga tidak. Bila dorongan
konsumen kuat dan produk yang dapat
memuaskan ada dalam
jangkauan, konsumen kemungkinan akan
membelinya. Bila tidak,
konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam
ingatan atau
melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan
kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi
ini bervariasi menurut
produk dan pembeli. Pada umumnya,
konsumen menerima
sebagian besar informasi mengenai suatu
produk dari sumber
komersial, yang dikendalikan oleh
pemasar. Akan tetapi, sumber
paling efektif cenderung sumber pribadi.
Sumber pribadi tampaknya
bahkan lebih penting dalam mempengaruhi
pembelian jasa.
Sumber komersial biasanya memberitahu
pembeli, tetapi sumber
pribadi membenarkan atau mengevaluasi
produk bagi pembeli.
Misalnya, dokter pada umumnya belajar
mengenai obat baru cari
sumber komersial, tetapi bertanya kepada
dokter lain untuk
informasi yang evaluatif.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli,
yaitu ketika
konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merk
alternatif dalam perangkat pilihan.
Konsep dasar tertentu
membantu menjelaskan proses evaluasi
konsumen. Pertama, kita
menganggap bahwa setiap konsumen melihat
produk sebagai
kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen
akan memberikan
tingkat arti penting berbeda terhadap
atribut berbeda menurut
kebutuhan dan keinginan unik
masing-masing. Ketiga, konsumen
mungkin akan mengembangkan satu himpunan
keyakinan merek
mengenai dimana posisi setiap merek pada
setiap atribut.
Keempat, harapan kepuasan produk total
konsumen akan
bervariasi pada tingkat atribut yang
berbeda. Kelima, konsumen
sampai pada sikap terhadap merek berbeda
lewat beberapa
prosedur evaluasi. Ada konsumen yang
menggunakan lebih dari
satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan
pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi
alternatif barang yang
akan dibeli tergantung pada
masing-masing individu dan situasi
membeli spesifik. Dalam beberapa
keadaan, konsumen
menggunakan perhitungan dengan cermat
dan pemikiran logis.
Pada waktu lain, konsumen yang sama
hanya sedikit mengevaluasi
atau tidak sama sekali; mereka membeli
berdasarkan dorongan
sesaat atau tergantung pada intuisi.
Kadang-kadang konsumen
mengambil keputusan membeli sendiri;
kadang-kadang mereka
bertanya pada teman, petunjuk bagi
konsumen, atau wiraniaga
untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk
mengetahui
bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi
alternatif merek. Bila
mereka mengetahui proses evaluasi apa
yang sedang terjadi,
pemasar dapat membuat langkah-langkah
untuk mempengaruhi
keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat
peringkat merek
dan membentuk niat untuk membeli. Pada
umumnya, keputusan
membeli konsumen adalah membeli merek
yang paling disukai,
tetapi dua faktor dapat muncul antara
niat untuk membeli dan
keputusan untuk membeli. Faktor pertama
adalah sikap orang lain,
yaitu pendapat dari orang lain mengenai
harga, merek yang akan
dipilih konsumen. Faktor kedua adalah
faktor situasi yang tidak
diharapkan, harga yang diharapkan dan
manfaat produk yang
diharapkan. Akan tetapi
peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan
bisa menambah niat pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dari proses keputusan pembeli,
yaitu konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah
membeli berdasarkan pada
rasa puas atau tidak puas. Yang
menentukan pembeli merasa puas
atau tidak puas dengan suatu pembelian
terletak pada hubungan
antara harapan konsumen dengan prestasi
yang diterima dari
produk. Bila produk tidak memenuhi
harapan, konsumen merasa
tidak puas, bila memenuhi harapan
konsumen merasa puas, bila
melebihi harapan konsumen akan merasa
puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada
informasi
yang mereka terima dari penjual, teman
dan sumber-sumber yang
lain. Bila penjual melebih-lebihkan
prestasi produknya, harapan
konsumen tidak akan terpenuhi dan
hasilnya ketidakpuasan.
Semakin besar antara kesenjangan antara
harapan dan prestasi,
semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal
ini menunjukkan
bahwa pembeli harus membuat pernyataan
yang jujur mengenai
prestasi produknya sehingga pembeli akan
puas.